KESEHATAN

Khasiat Sirsak (1/4) : Daun Sirsak
Lebih Kuat 10.000 Kali Daripada
Kemoterapi
POSTED BY MARAMIS SETIAWAN ⋅
JANUARI 21, 2011 ⋅ 62 KOMENTAR
FILED UNDER 10.000 , ACETOGENIN ,
ATP, DAUN SIRSAK , JUS SIRSAK ,
KANGKER, KANGKER PROSTAT,
KANKER, KANKER PROSTAT , KANKER
SERVIKS, KEMOTERAPI, KHASIAT ,
KHASIAT SIRSAK , SEL KANKER, SIRSAK
40 Yang menilai
Daun Sirsak vs Kemoterapi (Ribuan Kali
Lebih Kuat)
Mengobati Kanker Serviks
sumber: Trubus Online
‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati
bertubi-tubi menerima ucapan itu dari
rekan kerja, tetangga, dan saudara pada
Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak
orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati
Yanti justru remuk‑redam. Sebab,
bukan janin dalam kandungan, tetapi
kanker serviks yang merenggut nyawa
seorang perempuan setiap 4 menit.
Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks
itu ketika ia memeriksakan diri di
sebuah klinik di Warungbuncit,
Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian
bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-
tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan
kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus
1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri.
Kondisi itulah yang mendorong Yanti
bergegas ke dokter spesialis kandungan
dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG,
pada 6 Mei 2010.
Dokter yang memindai Yanti
menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di
monitor, kankernya sebesar kepala
bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG
seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA –
indikator adanya sel kanker – 113,39 U/
ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil
berbaring, ia memandangi layar
pemindai. Dokter menyarankan Yanti
menjalani operasi. Namun, anak ke-3
dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain.
Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada
April 2008 ia menjalani operasi untuk
mengatasi kista.
Namun, 2 tahun berselang ia terserang
kanker serviks. Gejala munculnya kista
sama persis dengan kanker serviks itu.
Perempuan 32 tahun itu memilih
pengobatan herbal. Ia mendatangi
herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam
kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti
yang membayar Rp9-juta tak
mengetahui jenis tanaman obat yang ia
konsumsi.
Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul
herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-
tanda kesembuhan tak kunjung muncul.
Malahan perut kian membesar dan
nafsu makan hilang. Warga Kelurahan
Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu,
Jakarta Selatan, itu juga mengalami
insomnia dan merasa serbasalah: miring
ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke
kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan
itu menyebabkan Yanti memutuskan
untuk menjalani operasi pada 10
Agustus 2010.
Sehari sebelumnya, ia menemui kedua
orangtuanya di Ciampea, Kabupaten
Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa
dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi
Biofarmaka Institut Pertanian Bogor,
Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud
mempunyai informasi tentang khasiat
daun sirsak dari beberapa hasil
penelitian di mancanegara. Guru besar
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor itu menyarankan agar Yanti
mengonsumsi daun sirsak. Keesokan
harinya, Yanti membatalkan operasi dan
merebus 10 lembar daun sirsak segar
dalam 3 gelas air hingga mendidih.
Setelah rebusan dingin, ia meminumnya.
Frekuensi 3 kali sehari masing-masing
segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga
menyantap daging buah sirsak sekali
sehari. Ia memotong 4 bagian buah
berukuran sedang, bobot 6 – 7 ons.
Sepotong buah Annona muricata cukup
untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia
kaget bukan kepalang ketika mudah
menarik risleting dan mengancingkan
celana. Semula bukan hal gampang
untuk mengenakan celana akibat perut
yang kian membesar. Ia benar-benar
baru sadar bahwa perut mengempis.
Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi
perutnya tanpa gelambir seperti
sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke
kanan beberapa kali, tetapi tak ada
gumpalan dalam perut yang mengikuti
gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya
menangis karena saking senangnya,’ kata
perempuan yang menikah pada 2007
itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti.
Sebulan berselang ia menemui dokter
spesialis kandungan dan kebidanan.
Hasil pemindaian menunjukkan tak ada
lagi berjalan di serviks.
Menurut dokter sekaligus herbalis di
Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS,
hilangnya sel kanker dari serviks Yanti
dapat melalui berbagai jalan seperti
luruh bersama urine atau feses. Namun,
menurut Yanti selama 14 hari konsumsi
daun dan buah sirsak hingga perut
mengempis, tak ada perubahan warna
atau bentuk feses dan urine. Japaries
mengatakan cara lain detoksifikasi
adalah melalui keringat.
‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’
katanya dengan wajah berbinar. Setelah
perutnya mengempis, Yanti lahap setiap
kali makan sehingga tubuh kian segar.
Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa
tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia
tetap mengonsumsi segelas rebusan
daun sirsak sekali sehari.
10.000 kali
Perubahan kondisi perut yang semula
seperti perempuan hamil lalu
mengempis hanya dalam 2 pekan itu
sangat cepat. Semula Zuhud
memprediksi, perubahan itu baru
tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin
mengonsumsi daun kerabat srikaya itu.
Prediksi 90 hari itu berdasarkan
informasi yang ia peroleh di internet.
Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang
merasakan khasiat daun anggota famili
Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto
di Yogyakarta yang mengidap kanker
prostat dan Yulisnawati (kanker
payudara di Palembang, Sumatera
Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada
Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih
mengonsumsi rebusan segelas daun
sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang,
kondisi kesehatannya kian membaik.
Yulisnawati belum mengecek ulang
kondisi kanker. Pada kasus Haryanto,
dokter tak menyarankan operasi karena
usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto
yang juga herbalis itu mengonsumsi jus
buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker
Prostat, halaman 18)
Selain ke-3 jenis kanker – serviks,
payudara, dan prostat, daun sirsak juga
terbukti secara ilmiah mengatasi antara
lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas,
dan usus besar. Begitulah hasil riset
peneliti di Sekolah Farmasi Purdue
University, Indiana, Amerika Serikat,
Jerry L McLaughlin. Peneliti yang
memperoleh daun sirsak dari Garut,
Jawa Barat, itu membuktikan bahwa
daun Annona muricata manjur
mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang
selama ini terabaikan itu ternyata
mujarab mengganyang sel kanker.
Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati Institut
Teknologi Bandung, Prof Soelaksono
Sastrodihardjo PhD yang meriset daun
sirsak bersama Jerry L McLaughlin
menemukan senyawa aktif acetogenins.
Mereka melakukan uji praklinis dengan
memanfaatkan beragam sel kanker
seperti sel kanker paru-paru dan
pankreas. ‘Tujuan penelitian,
mengembangkan ilmu pengobatan untuk
mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi
alumnus Champaign Urbane University,
Amerika Serikat, itu.
Acetogenins menghambat ATP kanker
‘Acetogenins menghambat ATP
(adenosina trifosfat, red ). ATP sumber
energi di dalam tubuh. Sel kanker
membutuhkan banyak energi sehingga
membutuhkan banyak ATP,’ kata
Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan
menempel di reseptor dinding sel dan
merusak ATP di dinding mitokondria.
Dampaknya produksi energi di dalam
sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel
kanker mati. Hebatnya acetogenins
sangat selektif, hanya menyerang sel
kanker yang memiliki kelebihan ATP.
Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain
yang normal di dalam tubuh.
‘Acetogenins mengganggu peredaran sel
kanker dengan cara mengurangi jumlah
ATP. Hal ini yang membuat senyawa
dalam daun sirsak dianggap selektif dan
hanya memilih sel kanker untuk
diserang,’ kata Sastrodihardjo.
Bukan hanya selektif, acetogenins juga
dahsyat! The Journal of Natural Product
membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP,
dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo
Research Center, Carolina Utara,
Amerika Serikat, bahwa daun sirsak
membunuh sel-sel kanker usus besar
hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding
adriamycin dan kemoterapi.
Adriamycin yang mempunyai nama
generik doxorubicin merupakan obat
untuk mengatasi berbagai jenis kanker
seperti leukemia, kanker prostat, kanker
paru-paru, dan kanker pankreas.
Sedangkan kemoterapi merupakan cara
pengobatan kanker dengan jalan
memasukkan zat atau obat yang
mempunyai khasiat membunuh sel
kanker.
Menurut peneliti di Cancer
Chemoprevention Research Center
Universitas Gadjah Mada (CCRC– UGM),
Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin
menunjukkan dengan dosis kecil saja,
daun sirsak efektif memberangus sel
kanker. Berdasarkan riset McLaughlin
ED50 ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/
ml, sedangkan ED50 senyawa murni
cuma < 4 µg/ml . Artinya dengan dosis
rebusan 10 – 15 daun sirsak masih
aman dikonsumsi.
Tren sirsak
Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian
sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10
tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan
hidup kemoterapi dan industri kimia.
Apalagi harga sirsak murah. Hasil
penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah
keluarga dari seorang peneliti mengidap
kanker dan mempublikasikan di dunia
maya,’ kata kepala Bagian Konservasi
dan Keanekaragaman Tanaman,
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor, itu.
Berbagai lembaga riset di tanahair juga
mulai menguak rahasia daun sirsak dan
kerabatnya. Sekadar menyebut contoh,
periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB,
Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini
meriset komponen kimia yang dominan
di daun sirsak. Sedangkan peneliti di
Universitas Gadjah Mada, Prof Dr
Sismindari, meriset khasiat biji dan daun
srikaya yang kaya ribosome inactivating
protein (RIP). ‘RIP mampu merusak
sintesis protein pada sel yang sedang
tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.
Konsumsi daun sirsak bukan hanya
untuk para pasien, tetapi juga baik bagi
orang sehat . Menurut Ervizal AM Zuhud,
kasiat daun sirsak bagi orang sehat,
‘Menambah kekebalan tubuh dan
mencegah asam urat. Bagi pria, daun
sirsak menambah jumlah dan
memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini
para dokter dan herbalis meresepkan
daun sirsak kepada para pasien. Ada
yang meresepkan secara tunggal –
hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang
meracik kombinasi daun sirsak dengan
herbal lain seperti rimpang temuputih
dan sambiloto. Mereka meresepkan
daun sirsak antara lain untuk mengatasi
beragam kanker.
Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana
meresepkan daun atau buah sirsak
terutama sebagai pengganti kemoterapi
pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau
buah sirsak itu untuk mengeliminasi
radikal bebas, mengeringkan sel kanker,
menyembuhkan peradangan di dalam
tubuh, dan terutama meningkatkan
stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’
kata Lina Mardiana. Para dokter dan
herbalis seperti Valentina Indrajati di
Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang
sedang – tak terlalu tua dan tak
terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira
daun di baris ke-4 hingga ke-6.
Dari pucuk, kira-kira daun di
baris ke-4 hingga ke-6.
Para herbalis meresepkan daun sirsak
bukan melulu untuk mengatasi sel
kanker. Herbalis di Gegerkalong,
Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H
Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan
daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis
dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana
meresepkan daun sirsak untuk pasien
yang menderita peradangan, misalnya
radang tenggorokan, usus, pencernaan,
ambeien (baca: Sentosa Karena
Graviola halaman 24).
Menurut dr Willie Japaries MARS yang
juga meresepkan daun sirsak, daun
Annona muricata bersifat netral
sehingga sesuai untuk mengatasi
beragam jenis kanker. Herbalis lain yang
juga meresepkan daun sirsak antara lain
dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan
Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta
Utara. Para herbalis dan dokter itu
sebagian besar meresepkan daun sirsak
baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada
umumnya mereka tak meracik, tetapi
pasien yang menyiapkan sendiri sejak
pencarian daun hingga merebus.
Harap mafhum hingga saat ini di
pasaran belum tersedia ekstraksi daun
sirsak dalam kapsul seperti kapsul
bermerek Graviola yang beredar di
mancanegara. Oleh karena itu, mereka
mempersiapkan sendiri. Pasien yang
belum memiliki pohon biasanya
membeli bibit sirsak. Dampaknya
permintaan bibit juga meningkat.
Produsen bibit buah-buahan di
Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul
Haryadi mengatakan permintaan bibit
sirsak pada September 2010 mencapai
400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10
bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun
sampai habis, sekarang saya sedang
memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.
Begitu juga permintaan di nurseri
Tebuwulung milik Eddy Soesanto di
Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai
600 – 700 bibit per bulan. Lonjakan
permintaan signifikan itu terjadi dalam 4
bulan terakhir. Produsen bibit buah di
Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga.
Permintaan bibit durian belanda itu
fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai
3.000 – 5.000 tanaman per bulan;
sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga
bibit setinggi 40 – 50 cm di berbagai
penangkar Rp20.000 – Rp30.000.
Menurut para penangkar tingginya
permintaan bibit sirsak berkaitan
dengan pemanfaatan daun atau buah
sebagai obat tradisional. Benar kata
Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi
daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata
murah meriah, kita tak perlu
mengeluarkan uang jutaan
rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput:
Endah Kurnia Wirawati, Lastioro
Anmi Tambunan, & Tri Susanti )
Penawar Agar-agar
Agar-agar sebagai penawar
Pada hari pertama konsumsi rebusan
daun sirsak, Yanti Sumiati tak
merasakan perubahan berarti. Baru
pada hari ke-2, ia berkeringat dingin.
Bagian punggung panas sekali. Ia
menggigil. Selain itu perut juga perih.
‘Rasanya saya ingin menyilet perut
sendiri dan melihat bagian dalam ada
apa sih?’ kata perempuan 32 tahun itu
mengenang. Pada hari ke-3 konsumsi,
kejadian itu terulang lagi. Punggungnya
malah kian panas sehingga Yanti
berendam diri di bak mandi untuk
meredakannya.
Yulisnawati di Palembang, Sumatera
Selatan, yang mengidap kanker
payudara dan mengonsumsi daun sirsak
mengalami hal sama. Ia merasakan
panas dan nyeri di bagian payudara.
Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina
Indrajati (46 tahun), menemukan fakta
serupa. Banyak pasiennya yang
menghubungi Valentina pada hari ke-2
atau ke-3 pascakonsumsi daun sirsak.
Mereka mengeluhkan panas dingin
seperti keluhan Yanti. ‘Tapi tak semua
pasien begitu, pada umumnya pasien-
pasien kanker,’ kata herbalis yang
meresepkan daun sirsak sejak 2006 itu.
Pasien nonkanker tak menghadapi
keluhan seperti itu.
Menurut pendiri Pusat Studi Biofarmaka
Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal
AM Zuhud MS, tubuh panas dingin
merupakan indikasi obat sedang
bereaksi. Oleh karena itu ia
menyarankan agar pasien meneruskan
konsumsi daun sirsak. Pada hari ke-3
hingga kini, gejala seperti itu tak pernah
muncul. Herbalis lain, Lina Mardiana
juga mendapat laporan serupa dari para
pasien. Untuk mengatasi hal itu,
Mardiana menyarankan agar mereka
merebus agar-agar hingga mendidih dan
meminumnya ketika dingin. Panas dingin
itu hanya berlangsung 2 hari. Pada hari-
hari berikutnya pasien akan merasa
nyaman. ( Sardi Duryatmo)
sumber: Majalah Trubus Online
Subhanallah…Maka benarlah
Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam, beliau memerintahkan
untuk berobat dan berupaya
mencari kesembuhan serta tidak
berputus asa dari kesembuhan
atas suatu penyakit. Perhatikan
sabda Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam berikut:
ِّﻞُﻜِﻟ ٌﺀﺍَﻭَﺩ ٍﺀﺍَﺩ, ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺀﺍَﻭَﺩ َﺐْﻴِﺻُﺃ
ِﺀﺍَّﺪﻟﺍ َﺃَﺮَﺑ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻥْﺫِﺈِﺑ
“Setiap penyakit itu pasti ada
obatnya. Oleh karena itu,
barangsiapa yang tepat dalam
melakukan pengobatan suatu
penyakit, maka dengan izin Allah
azza wa jalla dia akan sembuh”
(HR. Muslim no.2204 dalam
kitab as-Salaam)
Nabi juga pernah bersabda:
َﻝَﺰْﻧَﺃ َﺎﻣ ُﻪﻠﻟﺍ ًﺀﺍَﺩ َﻝَﺰْﻧَﺃ َّﻻِﺇ ًﺀﺎَﻔِﺷ ُﻪَﻟ
“Tidaklah Allah menurunkan
suatu penyakit, melainkan Dia
turunkan penyembuh untuknya”
(HR. Bukhori)
Imam Ibnul Qayyim
mengatakan: “Mengenai sabda
Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam ‘setiap penyakit itu pasti
ada obatnya’, sebagai upaya
untuk memperkuat jiwa orang
yang sakit sekaligus dokter yang
menanganinya. Beliau
memerintahkan untuk
menyelidiki serta mencari obat
tersebut. Sebab, orang yang
sakit jika menyadari ada obat
yang dapat menghilangkan
penyakit yang dideritanya itu,
maka hatinya akan
menggantungkan harapan pada
kesembuhan dan sirnalah
keputusasaan. Hingga akhirnya
terbuka baginya pintu harapan.
Jika jiwanya kuat, maka akan
bangkitlah pula semangat
instingnya, dan itulah yang
menjadi sebab bagi munculnya
kekuatan jiwa hewani, nabati,
dan alami. Jika jiwa telah
menguat, maka menguat pula
keseluruhan pula seluruh
kekuatan yang menyangganya
sehingga berhasil menundukkan
dan mengusir penyakit. (Zaadul
Ma’aad)
Dan yakinilah bahwa Allah-lah
yang menjadi penyembuh,
karena Allah azza wa jalla yang
menetapkan obat tersebut,
sebagaimana hadits di atas,
Allah yang menurunkan sebuah
penyakit sebagai ujian bagi
manusia dan sekaligus
menurunkan obatnya sebagai
kasih sayang terhadap hamba-
hambanya yang beriman. Allah
berfirman dalam Al-Qur ’an:
ﺍَﺫِﺇَﻭ ُﺖْﺿِﺮَﻣ َﻮُﻬَﻓ ِﻦْﻴِﻔْﺸَﻳ
“Dan apabila aku sakit, Dia-lah
Yang menyembuhkanku” (QS.
Asy-Syu’araa ’: 80)
Semoga info ini bermanfaat bagi
kaum muslimin